Komplementer atau
pelengkap merupakan sebuah terapi pengobatan yang hal yang tidak biasa
dilakukan (nonmainstream) dimana
penggunaannya bersama-sama dengan obat konvensional Terapi komplementer adalah
cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis
non konvensional dimana terapi ini untuk meningkatkan derajat kesehatan. Sedangkan
pengobatan alternatif atau modalitas merupakan penggunaan pendekatan nonmainstream di tempat pengobatan konvensional (Kramlich,
2014).
CAM dalam perawatan diri perawat,
dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Banyak
perawat yang telah melaporkan, bahwa praktisi terapi ini dapat memperluas strategi mereka untuk
memberikan perawatan holistik untuk pasien dan keluarga. Namun, perawat perlu
menyadari aspek hukum dan etika ketika menggabungkan CAM ke dalam rencana
perawatan, baik yang disediakan oleh praktisi yang sudah berlisensi atau bersertifikat
profesional atau praktisi nonlicensed, terutama CAM yang secara biologis dapat berpotensi
mengganggu jaringan, dapat mengganggu dengan obat konvensional, mengakibatkan
efek samping yang serius bagi pasien. Perawat juga menyadari hal-hal tersebut untuk
mempromosikan penggabungan CAM yang aman ke dalam rencana perawatan, termasuk
bagaimana berbicara dengan pasien dan pasien keluarga tentang praktek-praktek
mereka (Kramlich, 2014).
Penggabungan terapi
komplementer dan pengobatan alternatif akan lebih menantang dalam pengaturan
perawatan kritis. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan seperti ruang yang
terbatas, ada tidaknya peralatan dan perangkat monitoring, dan frekuensi
intervensi. Seorang pasien dengan dengan
psikologi yang stabil pun juga menjadi perhatian. Caring adalah jantungnya penyembuhan, dan perawat dilatih untuk
mengkombinasikan bukti ilmiah dengan praktek keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan kompleks yang unik, rentan, pada pasien sakit kritis, dan keluarga
pasien. Melalui kesadaran, penerimaan, kolaborasi, dan kreativitas, perawat
perawatan akut dan kritis dapat menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi
pasien dan keluarga pasien. komunikasi terbuka, termasuk pengakuan dari
keyakinan pasien dan anggota keluarga pasien, dapat meningkatkan kemitraan yang
diperlukan untuk mempromosikan lingkungan penyembuhan. Pentingnya kesadaran CAM
untuk perawat perawatan akut dan kritis tidak bisa terlalu ditekankan mengingat
demografi pasien perawatan akut dan kritis cepat berubah karena meningkatnya
imigrasi dan harapan hidup.serta keyakinan budaya tentang kesehatan dan
penyakit dapat menunda akses ke perawatan konvensional dan mengurangi kepatuhan
medis. (Kramlich, 2014).
Tujuan dari terapi CAM
tidak untuk menggantikan obat modern, namun mungkin lebih ke menyarankan. Sebaliknya, CAM
dapat diintegrasikan sebagai tambahan untuk praktek medis konvensional Terapi nonfarmakologi
merupakan salah satu dari terapi komplementer dan alternatif. Contoh dari
terapi ini yaitu musik, guided imagery,
pijat, dan animal -assisted therapy ,
dapat membantu menurunkan tanda-tanda dan gejala yang tidak menyenangkan dan
mempromosikan penyembuhan. Terapi ini dapat memperbaiki pengalaman buruk dari
penyakit kritis dalam berbagai cara, seperti meningkatkan tidur, penurunan
kecemasan dan ketidaknyamanan, menurunkan frekuensi denyut jantung, laju
pernapasan, dan tekanan darah, penurunan kadar hormon stres, stimulasi sistem
kekebalan tubuh, motilitas usus normal, dan mengurangi kebutuhan analgesik serta
obat penenang. Pada pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa dalam perawatan
konvensional mungkin telah gagal atau mungkin dianggap terlalu berisiko atau
tidak lagi menguntungkan. Tapi, terapi CAM dianggap dapat meningkatkan
kenyamanan pasien (Kramlich, 2014).
Terapi komplementer dan
pengobatan alternatif ini dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan
perawatan, penyakit kritis serta cedera yang mengganggu keluarga. Lingkungan
perawatan kritis sering kacau, hal ini dapat menambah stres dan kecemasan
pasien dan keluarga pasien. Dimasukkannya CAM yang sudah dipraktekkan oleh
pasien dan keluarga pasien dapat berkontribusi untuk menciptakan lingkungan
yang menyembuhkan. Lebih perawat perawatan akut dan kritis telah melaporkan
bahwa mereka menggunakan berbagai bentuk (Kramlich, 2014).
Dalam perawatan, perawat
mengacu pada pendekatan holistik yang menangani kebutuhan secara keseluruhan (body, mind, and spirit). Perawat harus
kompeten dalam terapi serta praktik CAM yang mereka gunakan. Selain itu,
perawat mendukung dan membantu klien dengan penggunaan CAM. AHNA percaya bahwa
perawat dapat memasuki hubungan terapeutik dengan klien , keluarga serta
komunitas sebagai fasilitator dalam proses penyembuhan dimana perawat sudah
mendapatkan serta mempertahankan pengetahuan dan kompetensi dalam praktik
terapi CAM, memberikan perawatan dan bimbingan, melalui intervensi keperawatan
dan terapi yang konsisten, tetap mempertahankan kode etik professional untuk mempertahankan
keutuhan martabat, danmenilai klien secara holistik.
Sebagai perawat, pengetahuan,
pengalaman, dan kepercayaan berkembang mengenai praktik CAM. Praktek ini
menjadi perilaku dan tindakan, yang memungkinkan pasien konsisten sebagai pilihan
pengobatan multimodal. Namun berdasarkan
penelitian dari Brinkley dkk, perawat tidak bisa berhasil menganjurkan untuk
terapi CAM, atau memahami penggunaan perawatan tersebut pada pasien mereka , kecuali
mereka sendiri serta risiko yang terkait dan manfaat dari praktek-praktek ini.
Mengingat hubungan yang semakin kuat antara penggunaan CAM dan rasa sakit, perawat
harus memiliki pengetahuan dalam terapi CAM saat ini dan praktek. pendidikan
terkait CAM diperlukan agar penyedia layanan kesehatan kompeten dapat
menyarankan pasien tentang pilihan perawatan yang komprehensif ( IOM 2004; dalam
Brinkley, et.al., 2013).
Sikap dan keyakinan
terhadap CAM mencerminkan mereka saling bertentangan dilihat dari peran CAM
dalam praktek keperawatan sebagaimana dibuktikan oleh variasi dalam tanggapan mereka.
Meskipun perawat yang disurvei sangat setuju bahwa pasien memiliki hak untuk
mengintegrasikan CAM ke dalam rencana medis konvensional perawatan mereka,
mereka jauh lebih ragu-ragu pada peran mereka dalam integrasi ini. Konsisten
dengan keyakinan ini, mayoritas perawat tidak berpikir bahwa perawat
bertanggung jawab kepada pasien untuk mendidik mereka tentang CAM, juga pasien tidak
menilai nyaman untuk digunakan CAM atau menjawab pertanyaan pasien yang
berhubungan dengan CAM (Brinkley, et.al., 2013)
Perawat, memiliki
tanggung jawab untuk lebih berpengetahuan CAM mengenai ini. Hal ini akan
memungkinkan untuk pasien memilih mengenai perawatan kesehatan mereka. Pentingnya
menilai pengetahuan keperawatan secara langsung berkaitan dengan implikasi
bahwa pengetahuan memainkan peran dalam konsistensi sikap / perilaku
pengetahuan tentang CAM dan penggunaan
beberapa CAM dalam praktek keperawatan mereka (DeKeyser, Cohen, & Wagner,
2001; dalam Brinkley, et.al., 2013).
Seorang perawat yang
praktik sebagai seorang terapis komplementer dan pengobatan alternatif atau
terapi lainnya haruslah memiliki pendidikan, keterampilan, dan kepercayaan
terhadap terapi tersebut. Selain itu, perawat juga harus beroperasi dalam
lingkup praktik berlisensi dan yurisdiksi perawat ( Eisenberg, et al. 2001;
dalam Brinkley, et.al., 2013).
Sumber Referensi
Brinkley, Bawel, Mao, Chia-Ling, Trail-Mahan, T. 2013.
Complementary and Alternative Medicine: Nurse; Attitudes and Knowledge. Pain
Management Nursing, Vol 14, No 4 (December), 2013: pp 277-286
Kramlich, Debra. 2013. Introduction to Complementary, Alternative,
and Traditional Therapies. Critical Care Nurse Vol 34, No. 6, December 2014: pp
(50-56)
2001. Position
On The Role Of Nurses In The Practice Of Complementary And Alternative
Therapies. URL: https://www.nurses.com/doc/position-on-the-role-of-nurses-in-the-practic-0001